Selasa, 06 Desember 2011
morfologi tanaman buah naga
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pembungaan
merupakan pertanda bahwa suatu tanaman sedang berada dalam kondisi generatif.
Dalam botani bunga merupakan salah satu cara pengelompokan tanaman dalam
taxonomi. Tanaman yang sedang berbunga memiliki aktivitas metabolisme yang
berbeda dengan tanaman yang berada dalam fase vegetatifnya. Fase generatif
tanaman tersebut lebih memfokuskan penggunaan karbohidrat dan senyawa-senyawa
lain bagi pembentukan biji.Kemampuan setiap jenis tanaman untuk melakukan
pembungaan berbeda baik dalam waktu pembungaan maupun waktu masaknya benang
sari dan kepala putik.
Perkawinan
antar spesies merupakan salah satu cara yang digunakan dalam meningkatkan
keragaman genetik bahan pemuliaan. Keragaman tersebut nantinya akan diseleksi
untuk mendapatkan varietas yang memiliki sifat unggul. Varietas bersifat unggul
tersebut yang nantinya dapat dilepas sebagai varietas unggul.
Proses
penyerbukan ditandai dengan menempelnya serbuk sari ke kepala putik. Setiap
jenis tanaman memiliki cara-cara tersendiri dalam proses tersebut secara alami.
Penyerbukan tanaman oleh manusia baik untuk memperoleh varietas baru maupun
untuk mendapatkan produk dari tanaman tersebut harus memperhatikan proses
penyerbukan tanaman secara alami itu sendiri.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1.
Mempelajari proses penyerbukan dari
berbagai spesies bunga
2.
Mengetahui morfologi bunga dari
berbagai spesies tanaman
3.
Mempelajari berbagai tipe bunga.
4.
Melihat perbedaan tanaman yang
menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Morfologi Tanaman Buah Naga
Buah naga merupakan kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae (subfamili
Hylocereanea). Buah ini termasuk genus Hylocereus yang terdiri dari
beberapa spesies, di antaranya adalah buah naga yang biasa dibudidayakan dan
bernilai komersial tinggi.
Beberapa manfaat buah ini dapat
menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Memang belum ada penelitian
pasti tentang manfaat buah ini. Namun, mengingat asalnya dari jenis buah
kaktus, buah naga mengandung vitamin C,
beta karoten, kalsium dan karbohidrat. Yang pasti buah naga tinggi serat
sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses
pencernaan.
Klasifikasi
buah naga adalah sebagai berikut :
Divisi
: Spermatophyta(tumbuhanberbiji)
Subdivisi : Agiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamily : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Subdivisi : Agiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamily : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Ada beberapa spesies dari
buah naga, yaitu :
- Hylocereus
undatus (daging putih)
- Hylocereus polyrhizus (daging merah)
- Hylocereus costaricensis (daging super merah atau super red)
- Selenicereus megalanthus (kulit kuning, daging putih, tanpa sisik)
- Hylocereus polyrhizus (daging merah)
- Hylocereus costaricensis (daging super merah atau super red)
- Selenicereus megalanthus (kulit kuning, daging putih, tanpa sisik)
Di antara keempat jenis buah naga di atas, hanya tiga jenis
pertama yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu H.
undatus, H. polythizus, dan H.
costaricensis. Hylocereus undatus paling banyak ditanam
lantaran jenis ini yang pertama kali masuk ke Indonesia. Berbeda dengan tiga
jenis lainnya, jenis Selenicereus megalanthus berkulit kuning, tanpa sisik, dan
ada semacam mata bekas duri seperti nanas.
Secara morfologis, tanaman buah naga termasuk tanaman tidak
lengkap karena tidak memiliki daun. Untuk beradaptasi dengan lingkungan gurun,
tanaman buah naga memiliki duri di sepanjang batang data cabangnya guna
mengurangi penguapan.
Tanaman buah naga merupakan tanaman memanjat dan bersifat epifit. Di habitat aslinya, tanaman ini memanjat tanaman lain untuk tumbuh. Meskipun akarnya yang di dalam tanah dicabut, tanaman buah naga masih bisa bertahan hidup karena terdapat akar yang tumbuh di batang. Akar aerial (akar udara) tersebut mampu menyerap cadangan makanan dari udara.
Tanaman buah naga merupakan tanaman memanjat dan bersifat epifit. Di habitat aslinya, tanaman ini memanjat tanaman lain untuk tumbuh. Meskipun akarnya yang di dalam tanah dicabut, tanaman buah naga masih bisa bertahan hidup karena terdapat akar yang tumbuh di batang. Akar aerial (akar udara) tersebut mampu menyerap cadangan makanan dari udara.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut morfologi tanaman buah
naga dari akar, batang dan cabang, bunga, buah, serta biji :
a. Akar
Buah naga mampu bertahan di daerah kering karena kemampuan
akar beradaptasi dengan baik pada kondisi kekeringan (kurang air). Namun, akar
tanaman buah naga umumnya tidak tahan terhadap genangan air dalam jangka waktu
yang lama. Jika tergenang, akar tanaman buah naga akan membusuk. Selain akar
yang terdapat di dalam tanah, tanaman buah naga juga memiliki akar yang tumbuh
di batang. Akar tersebut biasa disebut akar aerial (akar udara). Akar ini
bersifat epifit yang berfungsi untuk menempel dan merambat pada tanaman lain.
Jadi, meskipun akar dicabut data tanah, tanaman tetap bisa hidup dengan cara
menyerap makanan dan air dari akar udara yang tumbuh pada batang.
Perakaran buah naga umumnya dangkal, berkisar 20-30 cm. Namun, menjelang produksi buah, biasanya perakaran bisa mencapai kedalaman 50-60 cm, mengikuti perpanjangan batang berwarna cokelat yang tertanam di dalam tanah. Dengan mengetahui daerah perakaran buah naga maka pemupukan dapat dilakukan sesuai sasaran.
Umumnya, tanaman buah naga menghendaki pH tanah yang normal
(pH 6-7). Pada pH tersebut, tanaman akan tumbuh subur dan mampu berproduksi
dengan baik. Beberapa literatur menyebutkan bahwa akar tanaman buah naga peka
terhadap kemasaman tanah (pH < 5). Apabila pH tanah di bawah 5 (masam), akar
tanaman menjadi pendek dan rusak. Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi
larnbat dan kerdil. Namun demikian, ternyata buah naga yang ditanam di lahan
gambut dengan pH 3,5-5,5 juga mampu berproduksi dengan baik.
b.
Batang dan Cabang
Batang buah naga berwarna hijau kebiru-biruan
atau kehitaman. Batang tersebut berbentuk segitiga dan sekulen (banyak
mengandung lendir). Pada jenis tertentu, seperti Hylocereus polyrhizus, bila
sudah dewasa batang dilapisi oleh lendir. Dari batang tersebut, akan tumbuh
cabang yang bentuk dan warnanya sama dengan batang. Cabang tersebut berfungsi
sebagai “daun” untuk proses fotosintesis. Fotosintesis berperan untuk
menghasilkan fotosiotat (cadangan makanan) yang penting selama pertumbuhan data
perkembangan tanaman buah naga. Pada batang dan cabang tanaman, tumbuh dots-dots
yang pendek dan keras. Duri tersebut terletak pada tepi sudut batang maupun
cabang data terdiri 4-5 buah duri pada setiap titik tumbuh.
c.
Bunga
Sekilas, bunga mirip dengan kulit buah nenas. Seluruh
permukaan bunga tertutup oleh mahkota yang bersisik. Bentuknya corong
memanjang, berukuran sekitar 30 cm. Kelopak bunga berwarna hijau. Jika kelopak bunga berwarna merah,
pertanda bahwa bunga tidak akan menjadi buah. Selang beberapa had, akan
terlihat mahkota bunga yang berwarna putih di dalam kelopak bunga tersebut.
Bunga akan mekar pada sore had dan akan mekar sempurna pada malam had sekitar
pukul 22.00 (night blooming cereus).
Saat mekar, mahkota
bunga bagian dalam berwarna putih bersih. Di dalamnya terdapat benang sari
berwarna kuning dan akan mengeluarkan aroma harum. Sementara di bagian
tengahnya terdapat tangkai dan kepala putik. Keesokan harinya, setelah terjadi
penyerbukan, mahkota bunga akan layu. Hal tersebut menandakan awal dari tahap
pembuahan.
d.
Buah
Bentuk buah ada yang bulat dan bulat panjang. Umumnya buah
berada di dekat ujung cabang atau pertengahan cabang. Buah bisa tumbuh lebih
dari sates pada setiap cabang sehingga terkadang posisi buah saling berdekatan.
Kulit buah berwarna merah menyala seat buah matang dengan sirip berwarna hijau,
berukuran sekitar 2 cm. Seat matang sempurna, daging buah sangat tebal, berair
(inky), dan warna daging buah sangat menawan (tergantung jenisnya). Daging buah
dihiasi dengan tebaran biji-biji kecil berwarna hitam pekat. Ketebalan knit
buah sekitar 1-4 mm. Rata-rata bobot buah umumnya berkisar 400-800 g/buah,
tergantung jenis buah naga yang dibudidayakan.
e.
Biji
Biji buah naga berwarna hitam dengan bentuk bulat kecil,
pipih, dan sangat keras. Sekilas, biji buah naga mirip dengan biji wijen.
Setiap buah mengandung lebih dari 1.000 biji. Berbeda dengan buah berbiji
lainnya, biji buah naga yang kecil itu dapat dimakan bersama dengan daging
buahnya.
Biji dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
generatif. Namun, cara tersebut jarang dilakukan karena memerlukan waktu yang
cukup lama sampai tanaman berproduksi. Hasil buah dari biji pun belum tentu
sesuai yang diharapkan karena sifat keturunannya merupakan gabungan dari kedua
induknya.
Namun, bagi para pemulia tanaman (breeder), biji merupakan plasma nutfah yang dapat digunakan untuk menghasilkan varietas bar yang lebih baik (unggul).
Namun, bagi para pemulia tanaman (breeder), biji merupakan plasma nutfah yang dapat digunakan untuk menghasilkan varietas bar yang lebih baik (unggul).
Cara perbanyakan Buah Naga :
1.
Perbanyakan Generatif.
Perbanyakan tanaman menggunakan biji perlu diperhatikan
apakah berasal dari buah yang sehat, tua, dan matang di pohon. Perbanyakan
dengan biji memerlukan wakt yang lama sebelum dipindah ke lahan, oleh karenanya
metode ini jarang dilakukan
petani. Berdasarkan pengalaman, tingkat kebarhasilan penyemaian adalah sekitar
70%. Biji yang telah diperoleh lalu disaring dengan menggunakan saringan teh.
Daging buah dibuang dengan cara menekannya pada penyaring sampai tersisa
bijinya saja, kemudian biji dibersihkan dengan air mengalir lalu
diangin-anginkan sampai terlihat kering.
Media persemaian adalah campuran pasir : topsoil
halus : pupuk dari kotoran unggas = 1:1:1 media tersebut kemudian dihaluskan
dan disterilisasi lalu di tempatkan di bawah naungan. Jika media telah siap
maka biji tanaman buah naga bisa langsung disebar di atas media dan ditutup
topsoil tipis kemudian dilakukan penyemprotan Ridomil. Setelah bibit
memiliki panjang 2-3 cm, lalu dipindahkan ke dalam polybag (15 cm x 20 cm) yang
berisi media campuran tanah:pasir:pupuk kandang = 1:1:1, tambahkan pupuk NPK
16:16:16 = 5 kg/200 ltr air untuk 10.000 polibag. Untuk mencegah cendawan
aplikasikan 15 g Ridomil + 5 cc Atonik dalam 10 liter air / 15 m2.
Setelah dua bulan bibit bisa pindahkan ke lahan.
2. Perbanyakan
Vegetatif.
Perbanyakan vegetatif tanaman buah naga merah bisa melalui
setek. Stek berasal dari batang atau cabang sehat, tua, dipilih dari tanaman
yang telah berbuah 3-4 kali, amil stek tanaman dengan memotongnya sepanjang
20-30 cm dengan gunting setek, kemudian biarkan sampai getah mengering agar
batang setek tidak mudah busuk. Lalu celupkan pangkal batang dengan Rootone F
untuk mempercepat inisiasi akar.
2.2 Morfologi
Tanaman Markisa
Markisa merupakan buah asli dari Amerika Latin. Namun, buah
ini sudah banyak dibudidayakan di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Manfaat
markisa bagi kesehatan manusia, menjadikannya memiliki nilai komersial yang
tinggi. Daun markisa berkhasiat sebagai peluruh air seni dan penyembuh kencing
nanah,sedangkan buah penenang.
Jus buah markisa juga merupakan sumber pro-vitamin A, niacin,
riboflavin Pulpa buah markisa dapat dijadikan jem, agar-agar, perasa ataupun
campuran pada yoghurt dan eskrim dan
vitamin C. Selain itu juga dapat dijadikan untuk minuman sirup, kek, roti dan
susu. Kulit buah markisa dapat dijadikan makanan ternak.
Markisa memiliki manfaat yang banyak bagi kesehatan karena mengandung beta karoten, potasium, serat, dan vitamin C. Bahkan, buah ini diyakini bisa meringankan penyakit tekanan darah tinggi.
Markisa memiliki manfaat yang banyak bagi kesehatan karena mengandung beta karoten, potasium, serat, dan vitamin C. Bahkan, buah ini diyakini bisa meringankan penyakit tekanan darah tinggi.
Klasifikasi
tanaman Markisa :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Dialypetalae
Ordo : Parietales
Familia : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Spesies : Passiflora edulis
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Dialypetalae
Ordo : Parietales
Familia : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Spesies : Passiflora edulis
Di Indonesia dikenal 4 jenis tanaman Markisa, yaitu:
a. Passiflora quadrangularis dengan daerah markisa atau markusa di Jawa Barat,
marksa di Jawa Tengah/ Jawa Timur, dan Balewa di Sumatra Utara.
b. Passiflora edulis, Di Jawa Barat dikenal sebagai buah siuh, dan di Sumatera Utara
sebagai buah markisa
c. Passiflora ligularis, di Jawa Barat namanya buah konyal.
d. Passiflora futida, yang tidak mempunyai arti ekonomi penting. Tanaman ini di Jawa Tengah/ Timur namanya “ciplukan” dan di Jawa Barat “keceprek” atau “randa.
a. Passiflora quadrangularis dengan daerah markisa atau markusa di Jawa Barat,
marksa di Jawa Tengah/ Jawa Timur, dan Balewa di Sumatra Utara.
b. Passiflora edulis, Di Jawa Barat dikenal sebagai buah siuh, dan di Sumatera Utara
sebagai buah markisa
c. Passiflora ligularis, di Jawa Barat namanya buah konyal.
d. Passiflora futida, yang tidak mempunyai arti ekonomi penting. Tanaman ini di Jawa Tengah/ Timur namanya “ciplukan” dan di Jawa Barat “keceprek” atau “randa.
Tanaman
markisa berupa semak menjalar. Pada umumnya batang Passifloraceae dapat
memanjang hingga lebih dari 5 meter dan mengayu. Letak daunnya
berselang-seling. Bunganya sempurna berkelopak 5 helai, tajuk bunganya 5 helai.
Berbenang sari 5 batang, berputik 3, bakal buahnya beruang 1, berbiji banyak
yang melekat pada 3 bingkai pada dinding buah bagian dalam. Bijinya dibungkus
oleh selaput yang berisikan cairan (sari buah) yang rasanya manis, asam manis,
hingga asam.
Batang semu,
persegi, lunak, halus, pangkalnya membulat dan permukaan licin, pertulangan
daun menyirip. Tangkai bersegi panjang 2-6 cm. Bunga tunggal, bulat, berkelamin
2, terletak diketiak daun, tangkai bergerigi, panjang 3-4 cm, dan berwarna
hijau. Benang sari bertangkai, bentuk tabung, panjang kurang lebih 6 cm dan
berwarna kuning. Sementara mahkota bunga berbentuk lonjong permukaan beralur,
dan berwarna ungu. Buah berbentuk lonjong, panjang kurang lebih 20 cm, diameter
kurang lebih 15 cm, dan berwarna hijau keputihan. Biji berbentuk bulat pipih,
panjang kurang lebih 0,3 cm, dan berwarna putih. Akar tunggang berwarna putih
kotor. Bunga markisa ungu mekar menjelang fajar dan kemudian menutup pada siang
hari berikutnya. Bunga markisa kuning membuka siang hari dan menutup sore hari
berikutnya. Nektar diproduksi dibagian bawah tangkai sari.
Cara Perbanyakan
Tanaman Markisa :
1.
Perbanyakan dengan biji
Tanaman markisa
biasanya tumbuh dari biji. Untuk memperoleh bibit yang baik dari biji,
diperlukan buah yang matang dipohon dengan ciri-ciri kulit buah berwarna keungu-unguan
atau kira-kira 75 % ungu (jenis Passiflora edulis Sims), berwarna kekuning-kuningan
atau kirakira 60 % kuning untuk jenis P. Flavicarva. Buah tersebut dipetik
langsung dari pohon kemudian disimpan selama satu atau dua minggu sampai buah
berkerikut dan matang sempurna sebelum bijinya dikeluarkan. Bila biji segera disemaikan, maka akan berkecambah selama 2-3 minggu. Bila lendir yang
terletak pada biji dibersihkan dan disimpan akan menurunkan daya kecambah.
Persemaian dapat dilakukan pada bak-bak
pesemian atau bedengan, tergantung
kebutuhan. Bak semai dapat terbuat dari kayu atau bak plastik. Bedengan dengan lebar 1 m, panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. Media pesemaian dapat berupa campuran pasir / sekam + pupuk kandang + tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Pada media pesemaian dibuat larikan - larikan kecil berjarak + 7-10 cm. Jarak semai di dalam larikan diusahakan tidak terlalu rapat (3-4 cm). Tempat pesemaian diberi naungan untuk melindungi bibit dari sinar matahari dan hujan yang berlebihan. Pada umur 4 minggu setelah semai, bibit dipindahkan kekantong plastik hitam (polybag) berukuran 10 x 15 cm yang berisi media pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 2 : 1. Pada tiap polibag ditanam 1 bibit. Bibit tersebut ditempatkan ditempat teduh dan disiram setiap hari.
kebutuhan. Bak semai dapat terbuat dari kayu atau bak plastik. Bedengan dengan lebar 1 m, panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. Media pesemaian dapat berupa campuran pasir / sekam + pupuk kandang + tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Pada media pesemaian dibuat larikan - larikan kecil berjarak + 7-10 cm. Jarak semai di dalam larikan diusahakan tidak terlalu rapat (3-4 cm). Tempat pesemaian diberi naungan untuk melindungi bibit dari sinar matahari dan hujan yang berlebihan. Pada umur 4 minggu setelah semai, bibit dipindahkan kekantong plastik hitam (polybag) berukuran 10 x 15 cm yang berisi media pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 2 : 1. Pada tiap polibag ditanam 1 bibit. Bibit tersebut ditempatkan ditempat teduh dan disiram setiap hari.
2.
Perbanyakan dengan Grafting
Selain dengan biji, markisa juga dapat diperbanyak
dengan cara, grafting (sambung), atau stek. Bagian tanaman yang akan dijadikan
stek baiknya diambil dari tanaman yang cukup tua dan berkayu, ruasnya 3-4.
Bibit dari stek yang berakar siap ditanam pada umur 90 hari. Pengakaran stek
dapat dipercepat dengan perlakuan hormon. Penyambungan memegang peranan penting
terutama dalam melestarikan spesiesspesies hibrida dan mengurangi kerusakan
karena serangan nematode dan penyakit dengan menggunakan batang baeaw jenis
markisa P. flavicarva.
III. BAHAN DAN METODA
3.1 Waktu dan
Tempat
Berdasarkan waktu pelaksanaan
praktek Praktikum bahwasanya Pengantar Pemuliaan Tanaman ini
dilaksanakan pada Hari Sabtu, Tanggal 10 September 2011, pukul 10.00 sampai
dengan selesai yang tempatnya dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Andalas Padang.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
Pengantar Pemuliaan Tanaman ini adalah :
-
Alat tulis (Pena, buku )
-
Meteran kain
-
Buku panduan Morfologi Tumbuhan
3.3 Cara kerja
Pada praktikum ini cara kerja yang dilakukan pada buah naga
hampir sama dengan yang dilakukan pada tanaman markisa, yaitu :
1.
Menyiapkan alat dan bahan yamg
akan digunakan pada praktek identifikasi dan koleksi tanaman berupa alat tulis,
buku tulis, meteran kain, dan buku panduan morfologi tumbuhan.
2.
Mengamati perbedaan morfologi
batang, daun, bunga dan buah antara tanaman buah naga dan tanaman markisa,
dengan menggunakan buku panduan dilakukan pengelompokan morfologi masing-masing
tanaman.
3.
Pengamatan dilakukan pada tiap 4
pokok tanaman,4 tanaman buah naga dan 4 tanaman markisa.
4.
Menentukan bagian-bagian dari
bunga Buah Naga dan Markisa, mana yang merupakan alat reproduksi dan perhiasan
bunga, apakah keduanya termasuk bunga lengkap atau bunga tidak lengkap.
5.
Selanjutnya dilakukan pengukuran bagian
tanaman, pada buah naga parameternya adalah jumlah kuncup/tanaman, jumlah
buah/tanaman, diameter buah dan panjang tunas terpanjang. Sedangkan parameter
pengamatan yang dilakukan pada tanaman markisa adalah panjang tunas, lebar
daun, panjang daun, jumlah bunga dan diameter buah.
6.
Setelah dilakukan
pengukuran,kemudian dilakukan diskusi tentang cara-cara penyerbukan bunga buah
naga dan bunga markisa.
7.
Diskusi yang dilakukan menyangkut
masalah kenapa buah naga berbuah kecil, kapan seharusnya dilakukan penyerbukan,
dan apa perbedaan dari kedua koleksi tanaman tersebut, baik dari segi morfologi
bunga,buah dan penyerbukan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari praktikum Identifikasi dan Koleksi Tanaman yang telah
dilakukan, didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut :
a.
Hasil data pengamatan tanaman Buah
Naga :
No
|
Parameter Pengamatan
|
Tan. 1
|
Tan. 2
|
Tan. 3
|
Tan. 4
|
1.
|
Jumlah Kuncup
bunga
|
1
|
1
|
1
|
-
|
2.
|
Jumlah buah
|
4
|
4
|
2
|
5
|
3.
|
Diameter buah
(cm)
|
12,3
|
10,5
|
11,6
|
10,8
|
4.
|
Panjang tunas terpanjang (cm)
|
145
|
247
|
118
|
153
|
b.
Hasil data pengamatan tanaman
Markisa :
No.
|
Parameter Pengamatan
|
Tan. 1
|
Tan. 2
|
Tan. 3
|
Tan. 4
|
1.
|
Panjang tunas
(cm)
|
57
|
75
|
53,2
|
46,5
|
2.
|
Lebar daun (cm)
|
14
|
19,6
|
16
|
12,7
|
3.
|
Panjang daun
(cm)
|
11
|
15,5
|
13,4
|
13,8
|
4.
|
Jumlah bunga
|
15
|
23
|
14
|
18
|
5.
|
Diameter buah
(cm)
|
11
|
11,6
|
12,3
|
11,7
|
c.
Gambar bunga buah naga serta
bagiannya :
Mahkota(corolla) Kelopak bunga Benang sari Putik
d.
Gambar bagian bunga Markisa :
4.2
Pembahasan
Bunga
sebagai organ reproduksi memiliki dua bagian penting untuk proses
perkembangbiakan yaitu benag sari dan putik, meskipun demikian bunga dapat
memiliki beberapa bagian lain yang memiliki fungsi khusus. Berdasarkan
strukturnya bunga terbagi menjadi dua yaitu:
- Bunga
lengkap
- Bunga
tidak lengkap
Pembagian
bunga berdasarkan struktur didasarkan kelengkapan bagian bunga yang dimiliki.
Bunga lengkap memiliki empat bagian utama yaitu:
- Kelopak
(calyx)
- Tajuk
atau mahkota (corolla)
- Benang
sari (stamen)
- Putik (pistillum)
Benang sari
dan putik merupakan komponen utama dalam penyerbukan dalam bunga. Benang sari
dan putik itu sendiri terdapat dalam bunga sehingga dapat dikatakan bahwa bunga
merupakan alat perkembangbiakan generatif bagi tanaman (Sunarto, 1997). Oleh
karena itu bunga dapat dibagi berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya menjadi:
- Bunga
sempurna
- Bunga
tidak sempurna
Bunga sempurna merupakan bunga yang memiliki benang sari
dan puti, sebaliknya pada bunga tidak sempurna.
Benang sari setiap tanaman memiliki jumlah dan ukuran tersendiri pada
tiap spesies tanaman.
Proses penyerbukan dalam tanaman dapat dibagi menjadi
dua yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri (self
pollination) terjadi apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga
atau bunga lain pada satu tanaman. Sedangkan penyerbukan silang (cross
pollination) terjadi bila serbuk sari berasal dari bunga tanamn lain.
Beberapa bunga memiliki ciri morfologi khusus pada tiap spesiesnya yang
mengakibatkan perbedaan proses penyerbukan. Secara umum proses penyerbukan pada
tanaman dipengaruhi oleh beberapa proses sebagai berikut:
- Penyerbukan tertutup atau kleistogami (cleistogamie) yaitu proses
penyerbukan bunga yang terjadi ketika bunga masih kuncup. Proses
penyerbukan biasanya berupa autogamie.
- Penyerbukan terbuka atau kasmogami (chasmogamie) yaitu proses penyerbukan
bunga yang terjadi ketika bunga telah mekar. Proses penyerbukan ini dapat meyebabkan tanaman melakukan autogamie, geitonogamie, allogamie,
dan xenogamie.
- Diogamie (dichogamie) merupakan proses masaknya putik dan
serbuk sari secara tidak bersamaan.
- Herkogami (herkogamie) bunga dimana letak kepala sari dan putik
saling berjauhan sehingga sulit mengalami penyerbukan sendiri
- Heterostili (heterostylie) merupakan bunga yang memiliki
panjang putik dan benang sari berbeda-beda.
- Anemofili (anemophilie) merupakan bunga yang penyerbukan
dibantu oleh angin.
- Entomofili (enthomophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu
oleh serangga.
- Ornitofili (ornithophilie) merupakan bunga yang penyerbukan
dibantu oleh burung.
- Kiropterofili (chiropterophilie) merupakan bunga yang
penyerbukan dibantu oleh kelelawar.
Morfologi pada tanaman menyerbuk silang
:
1.
Herkogami (letak kepala
sari dan putik saling berjauhan sehingga sulit mengalami penyerbukan sendiri).
2.
Heterostili (panjang
putik dan benang sari berbeda-beda)
pada tanaman menyerbuk sendiri :
pada tanaman menyerbuk sendiri :
1.
Bunga tidak membuka
sebelum terjadi penyerbukan.
2.
Butir tepung sari luruh
sebelum membuka.
3.
Benangsari dan putik
ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka.
4.
Putik memanjang segera
setelah tepungsari masak, sehingga tidak terserbuki.
V.
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil beberapa kesimpulan dari
morfologi bunga Markisa dan buah naga, yaitu :
1. Bunga dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologinya.
2. Berdasarkan kelengkapan bagian bunga dapat diklasifikasikan atas dua macam
yaitu bunga lengkap dan bunga tak lengkap.
3. Bunga Markisa dan bunga buah buah naga termasuk bunga
sempurna, karena memiliki 2 alat reproduksi ( Benang sari dan Putik ).
4. Bunga markisa dan bunga buah naga termasuk bunga sempurna,
karena memiliki 4 bagian bunga lengkap ( Kelopak, mahkota, benang sari, putik
).
5. Pada bunga
buah naga letak putik lebih tinggi daripada benang sari, sehingga kecil
kemungkinan akan terjadi penyerbukan secara utuh, oleh karena itu bunga buah
naga membutuhkan bantuan manusia dalam penyerbukannya, yaitu dilakukan pada
pukul 20.00-05.00.
6. Penyerbukan
bunga buah naga yang dibantu oleh manusia akan mempengaruhi ukuran buah naga,
ini berkaitan dengan seberapa banyak serbuk sari yang masuk ke dalam putik.
7. Tanaman berbunga sempurna dapat dikateforikan bunga lengkap namun bunga
tidak lengkap belumtentu bunga tidak sempurna maupun bunga sempurna.
8. Setiap
tanaman berbeda variasi jumlah serbuk sarinya.
5.2
Saran
Sebaiknya
pada praktikum yang akan datang dilakukan identifikasi dan koleksi tanaman yang
lebih beragam, agar lebih diketahui bentuk-bentuk penyerbukan dari tanaman yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo,
G. 2007. Taksonomi Tumbuhan ( Spermatophyta ). Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Ashari, Sumeru. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya.
Jakarta : UI Press
Daryanto dan Siti Satifah. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga Dan
Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia: Jakarta.
Hermani dan
Mono. R. 2006. Tanaman Berkhasiat Anti Oksidan. Penebar swadaya: Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)