PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karbohidrat
merupakan salah satu zat yang sangat penting bagi tubuh dan sangat mutlak
diperlukan setiap hari. Karbohidrat merupakan senyawa organik karbon, hydrogen,
dan oksigen, yang terdiri atas satu molekul gula sederhana atau lebih yang merupakan
bahan makanan penting sebagai sumber energy atau tenaga. Karbohidrat kita
peroleh dari makanan pokok sehari-hari seperti padi, jagung, ketela pohon,
kentang, sagu, gandum, ubi jalar dan lain-lain. Dari sekian banyak sumber
karbohidrat,pada jaman sekarang ini, padi ternyata merupakan makanan
berkarbohidrat yang ideal bagi kita. Itulah sebabnya padi menjadi sangat
penting bagi bangsa Indonesia.Bagi bangsa kita padi identik dengan hidup,Sejak
ratusan tahun yang lalu padi sudah dikenal di Indonesia. Nenek moyang kita
sudah sejak lama membudidayakan tanaman pangan yang utama. Mengingat keadaan
iklim, struktur tanah dan air setiap daerah berbeda maka jenis tanaman padi di
setiap daerah umumnya berbeda. Perbedaan jenis padi pada umumnya terletak pada
: Usia tanaman, jumlah hasil, mutu beras, dan ketahanannya terhadap hama dan
penyakit. Petani tradisional umumnya menanam padi hanya berdasarkan
pengalaman.Karena pengetahuan yang terbatas itulah satu jenis padi sering
ditanam terus menerus dalam suatu lahan. Pola tanam demikian bukan cara yang
baik, terutama terhadap kemungkinan besar serangan hama dan penyakit.
Asal-usul padi budidaya diperkirakan berasal dari daerah
lembah Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan
tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara
cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga,
padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat
ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di
sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan
air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar
padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar
Ditinjau dari kegunaannya
tanaman padi dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu:
1. Padi beras; yaitu jenis tanaman padi yang hasilnya
untuk dijadikan makanan pokok sehari-hari. Beras sebagai hasil akhir tanaman
dijadikan sumber utama karbohidrat, dimasak menjadi nasi dan dimakan.
2. Padi ketan; yaitu jenis tanaman padi yang hasilnya
untuk dijadikan makanan pokok sehari-hari. Beras ketan umumnya dibuat tepung
sebagai bahan pembuat penganan atau makanan ringan. Dengan demikian padi ketan
tidak dikonsumsi langsung sebagai
makanan pokok
sebagaimana padi beras.
Padi dapat dikelompokan dalam 2 jenis, yaitu:
a. Padi
sawah
Padi
sawah ditanam disawah, yaitu lahan yang cukup memperoleh air. Padi sawah pada
waktu-waktu tertentu
memerlukan genangan air, terutama sejak musim tanam sampai mulai berbuah.
b.
Padi kering
Padi
kering, yaitu sejenis padi yang tidak membutuhkan banyak air sebagaimana padi
sawah. Bahkan padi kering ini dapat tumbuh hanya mengandalkan curah hujan. Ditinjau
dari segi hasilnya, padi sawah jelas dapat menghasilkan lebih banyak dari pada
padi kering. Padi kering ini pada umumnya ditanam di daerah-daerah yang kurang
atau sedikit air.
Padi jenis ini masih
dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu:
1)
Padi
Ladang
Padi
ladang, yaitu sejenis padi kering yang ditanam di wilayah hutan yang baru
dibuka. Hasilnya sangat rendah. Padi ladang umumnya ditanam olah petani
tradisional di daerah pedalaman yang berhutan, seperti di Kalimantan. Umumnya
mereka melakukannya secara berpindah-pindah (nomaden).Padi ladang mengandalkan
air dan curah hujan. Biasanya petani menebang hutan, membakarnya, kemudian pada
musim hujan menanaminya. Jika tanah sudah tidak subur lagi mereka membuka hutan
yang lain dengan cara yang sama.Hal ini tentu tidak baik untuk kelestarian
hutan.
(2)
Padi Gogoh Rancah
Padi
gogoh rancah, yaitu sejenis padi kering yang ditanam di tegalan pada saat musim
hujan. Padi digenangi air seperti di sawah. Padi gogoh rancah sangat bergantung
pada curah hujan. Jika musim kemarau panjang sudah dipastikan pertanian pada
padi gogoh rancah tidak dapat berlangsung.
(3)
Padi Tegalan
Padi
tegalan disebut juga padi gogo yang tumbuh ditanah kering.Dan jika pertumbuhannya
digenangi air seperti padi sawah disebut gogoh rancah.
Upaya
peningkatan produksi pertanian padi terus dilakukan, antara lain dengan
menyilangkan padi dan mendapatkan jenis bibit padi baru varietas
unggul.Varietas unggul dari hasil persilangan diharapkan memiliki ciri-ciri
seperti; pendek,hasilnya banyak,tahan terhadap hama dan penyakit. Sifat-sifat
itulah yang diharapkan dari padi jenis unggul. Selain sifat-sifat diatas padi
varietas unggul diharapkan menghasilkan beras berkualitas tinggi, rasanya enak,
serta tidak mudah roboh.Dalam upaya meningkatkan produksi padi, Balai
Penelitian Padi Bogor juga menyebarkan bibit-bibit baru yang lebih berkualitas
yang kita kenal dengan istilah VUTW, singkatan dari Varrietas Unggul Tahan
Wereng.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani
Tanaman
Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman
padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Divisio Spermatophyta,
dengan Sub divisio Angiospermae, termasuk ke dalam kelas Monocotyledoneae,
Ordo adalah Poales, Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza
Linn, dan Speciesnya adalah Oryza sativa L.
Tumbuhan
padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari
beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun dengan anakannya, biasanya anakan
akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara tersusun yaitu
pada batang pokok atau batang batang utama akan tumbuh anakan pertama, anakan
kedua tumbuh pada batang bawah anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku
pertama pada batang anakan kedua dan seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk
yang serupa dan membentuk perakaran sendiri (Luh, 1991).
Batang padi
tersusun dari rangkaian ruas–ruas dan diantara ruas yang satu dengan ruas yang
lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi didalamnya berongga dan
bentuknya bulat, dari atas ke bawah ruas buku itu semakin pendek. Ruas yang
terpendek terdapat dibagian bawah dari batang dan ruas–ruas ini praktis tidak
dapat dibedakan sebagai ruas–ruas yang berdiri sendiri. Sumbu utama dari batang
dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio yang disertai pada coleopotil pertama
(Grist, 1960).
Pada
buku bagian bawah dari ruas tanaman padi tumbuh daun pelepah yang membalut ruas
sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah
memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah)
daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang
memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang
terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daun bendera.
Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah
timbul ruas yang menjadi bulir pada.
Bunga
padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua
jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai
sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk.
Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk
malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983).
Pada
dasar bunga terdapat ladicula (daun bunga yang telah berubah bentuknya).
Ladicula berfungsi mengatur dalam pembuahan palea, pada waktu berbunga ia
menghisap air dari bakal buah, sehingga mengembang. Pengembangan ini mendorong
lemma dan palea terpisah dan terbuka (Hasyim, 2000).
Buah padi yang sehari-hari
kita sebut biji padi atau bulir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah
padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan
dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain akan membentuk sekam atau
kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983).
Dinding
bakal buah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian paling luar disebutepicarpium,
bagian yang tengah disebut mesocarpium dan bagian yang dalam disebut
endocarpium. Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat
tepung dan sebagian ditempati oleh embrio (lembaga) yang terletak dibagian
sentral yakni dibagian lemma (Departemen Pertanian, 1983).
Secara umum
padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang menguning sudah mencapai
sekitar 80 % dan tangkainya sudah menunduk. Tangkai padi merunduk karena sarat
dengan butir gabah bernas. Untuk lebih memastikan padi sudah siap panen adalah
dengan cara menekan butir gabah. Bila butirannya sudah keras berisi maka saat
itu paling tepat untuk dipanen (Andoko, 2002).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman
padi tumbuh di daerah tropis / subtropis pada 45O LU sampai dengan 45O LS
dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan empat bulan.
rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun
(http://www.ristek.go.id, 2008).
Tanaman
padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap
air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan
distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500
– 2000 mm (http://warintek.Ban tul.go.id,2008).
Temperatur sangat
mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang rendah dan kelembaban yang
tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses pembuahan yang
mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat tidak membukanya
bakal biji. Temperatur yang juga rendah pada waktu bunting dapat menyebabkan
rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari
(Luh, 1991).
Tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan
padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam
perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat
tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya 18 – 22 cm dengan
pH 4,0 – 7,0 (http://warintek.bantul.go.id,2008).
Tidak
semua jenis tanah cocok untuk areal persawahan. Hal ini dikarenakan tidak semua
jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal dalam sistem tanah
sawah, lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air tanaman padi
tercukupi sepanjang musim tanam. Oleh karena itu, jenis tanah yang sulit
menahan air (tanah dengan kandungan pasir tinggi) kurang cocok dijadikan lahan
persawahan. Sebaliknya, tanah yang sulit dilewati air (tanah dengan kandungan
lempung tinggi) cocok dijadikan lahan persawahan. Kondisi yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi
topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porisitas tanah yang rendah
dan tingkat keasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta kanopinas
modifikasi sistem alam oleh kegiatan manusia (Suprayono dan Setyono, 1997).
Padi sawah menghendaki tanah lumpur
yang subur dengan ketebalan 18 - 22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada
padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada
prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena
mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak
mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk
mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang
khusus (http://www.ristek.go.id, 2008).
Persilangan padi
Persilangan
tanaman padi dapat berlangsung secara alami dan buatan (Soedyanto et al.
1978). Persilangan padi secara alami berlangsung dengan bantuan angin. Adanya
varietas padi lokal di berbagai daerah menunjukkan telah terjadi persilangan
secara alami. Contoh varietas padi lokal yang banyak ditanam petani adalah
Rojolele, Mentik, Cempo, Pandan Wangi, Markoti, Hawarabunar, Lemo, Kuwatik, dan
Siam.
Persilangan padi secara buatan dilakukan dengan campur tangan
manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan membuat kombinasi
persilangan untuk menghasilkan tanaman yang sesuai dengan keinginan. Varietas
padi unggul hasil persilangan dikelompokkan berdasarkan tipologi lahan budi
dayanya, yaitu padi sawah, padi gogo, dan padi rawa. Persilangan padi secara
buatan pada umumnya menghasilkan tanaman yang relatif pendek, berumur genjah,
anakan produktif banyak, dan hasil tinggi. Sementara itu persilangan secara
alami menghasilkan tanaman yang relatif tinggi, berumur panjang, anakan
produktif sedikit, dan produktivitas rendah. Untuk menghasilkan varietas padi
baru melalui persilangan diperlukan waktu 5-10 tahun.
Menurut Harahap (1982), terdapat beberapa metode persilangan
buatan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul padi, yaitu silang
tunggal atau single cross (SC), silang puncak atau top cross (TC),
silang ganda atau double cross (DC), silang balik atau back cross (BC),
dan akhir-akhir ini dikembangkan pula metode persilangan multi cross (MC).
Silang tunggal hanya melibatkan dua tetua saja. Silang puncak merupakan
persilangan antara F1 dari silang tunggal dengan tetua lain. Silang ganda
merupakan persilangan antara F1 dengan F1 hasil dari dua persilangan tunggal.
Silang balik adalah persilangan F1 dengan salah satu tetuanya. Silang banyak
merupakan persilangan yang melibatkan lebih dari empat tetua. Tanda persilangan
antara tetua menggunakan garis miring (/). Dua garis miring menunjukan
persilangan antara suatu hibrida dengan suatu varietas, contoh: A/B = SC,
A/B//C = TC, A/B//C/D = DC (Harahap1982).
Tujuan
Praktikum
ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui teknik(tahap-tahap) penyilangan
tanaman padi.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum
Pengantar Pemuliaan Tanaman dengan topik persilangan padi dilaksanakan pada
hari selasa, november 2011 di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian ,Universitas
Andalas, Padang.
Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang dipakai didalam praktikum persilangan padi ini adalah:
Alat; pinset,gunting,kuas,kertas sungkup
Bahan; Padi,alkohol
Cara Kerja
Langkah
ataupun tahap-tahap pengerjaan yang dilakukan didalam persilangan padi ini
adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan calon tetua yang akan
dijadikan tetua jantan dan tetua betina
2.
Kastrasi
atau Emaskulasi
Kastrasi atau emaskulasi adalah membuang bagian tanaman yang
tidak diperlukan. Kegiatan ini biasa disebut dengan pengebirian. Kastrasi
dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna saat
penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebih tinggi. Setiap bunga (spikelet)
terdapat enam benang sari. Dua kepala putik yang menyerupai rambut tidak boleh
rusak (UPLB 1967). Oleh karena itu perlu hati-hati dalam melakukan kastrasi.
Bunga pada malai yang akan dikastrasi dijarangkan hingga tinggal 15-50 bunga
(Harahap 1982). Sepertiga bagian bunga dipotong miring menggunakan gunting
kemudian benang sari diambil dengan alat penyedot vacuum pump maupun
dengan pinset.Bunga yang telah bersih dari benang sari ditutup dengan glacine
bag(kertas sungkup) agar
tidak terserbuki oleh tepung sari yang tidak dikehendaki.Waktu yang baik untuk
melakukan kastrasi adalah setelah pukul 3.00 sore. Stadia bunga yang baik untuk
dikastrasi adalah pada saat ujung benang sari berada pada pertengahan bunga
(Harahap 1982). Pada stadia demikian,benang sari akan mekar dalam 1-2 hari.
3. Penyerbukan
Untuk proses penyerbukkan sebaiknya
dilakukan satu hari setelah proses kastrasi.Setelah
kepala sari membuka, segera dilakukan penyerbukan. Bunga betina yang sudah
dikastrasi dibuka tutupnya kemudian bunga jantan diletakkan di atasnya. Dengan
bantuan jari tangan, bunga digoyang-goyang hingga tepung sari jatuh dan
menempel pada kepala putik.Bak plastik tempat menyimpan bunga disusun
sedemikian rupa sehingga mudah dalam pengambilan bunga saat penyerbukan. Penyerbukan
dapat dilakukan pada pukul 10.00-13.00
(Harahap 1982).
4.
Isolasi
dan Pemeliharaan
Bunga yang sudah diserbuki segera ditutup dengan kantong kertas
transparan atau glacine bag (Soedyanto et al. 1978).Pada malai
dipasang etiket (label data) yang mencantumkan tanggal silang, nama tetua,
jumlah malai yang disilangkan, dan dapat juga dicantumkan nama yang
menyilangkan (Harahap 1982).Penulisan identitas sangat penting untuk legitimasi
genotype baru yang dihasilkan.Tanaman hasil penyerbukan dipelihara di rumah
kaca sampai biji hasil persilangan masak. Setelah 3-4 minggu,malai dipanen
kemudian dikeringkan dengan cara dijemur
atau dioven (Sadjad 1993). Biji yang sudah kering dirontok kemudian
dimasukkan ke dalam kantong kertas dan dicatat dalam buku persilangan.Benih F1
hasil persilangan dapat ditanam sebagai bahan seleksi pada tahap pemuliaan
selanjutnya. Dari benih F1 hingga menjadi varietas unggul diperlukan banyak
tahapan kegiatan dan waktu antara 5-10 tahun.
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang
dilakukan,yaitu persilangan pada tanaman padi dapat diambil kesimpulan
bahwasanya ada beberapa factor yang mempengaruhi hasil dari
persilangan,diantaranya : suhu, waktu pengerjaan (baik sewaktu kastrasi dan
emaskulasi serta proses pemberiaan polen ke bunga betina),pemilihan tetua dan
ketelitian pengerjaan.
Saran
Adapun saran yang dapat praktikan
berikan yaitu dimana pada saat pengerjaan/pelaksanaan praktikum setiap tahap
pengerjaan harus lah dilakukan dengan teliti,agar hasil yang diperoleh nantinya
sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya(sesuai dengan hipotesis awal) dan
pada saat Dosen memberikan penjelasan sebaiknya semua praktikan dapat
mendengarkan dengan baik,agar tak ada kesalahan yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim 2000 Soedyanto et al.
1978. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Institute Petanian Bogor. Bandung
Luh,1991 Botani
Departemen pertanian. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar